Belajar Bahasa Arab: Sejarah Bangsa Arab (Bagian Tiga)

Catatan Si Zee: Sharing Bahasa Arab (SHABAR).
Sharing Bahasa Arab (SHABAR)
Sharing Bahasa Arab
Belajar Bahasa Arab: Sejarah Bangsa Arab (Bagian Tiga) - Sebelumnya kita membahas tentang sejarah bangsa arab sebelum islam dan era islam dalam Belajar Bahasa Arab: Sejarah Bangsa Arab (Bagian Dua). Nah, sekarang akan dibahas juga hal-hal yang tidak terlepas dari kehidupan warga jazirah arabia. Untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel dibawah ini.

YANG PANTAS UNTUK TIDAK DILEWATKAN 
Belajar Bahasa Arab, Sejarah Bangsa Arab
sejarah bangsa arab
Judul di atas dimaksudkan untuk mengenali hal-hal yang tidak terlepas dari kehidupan warga Jazirah Arabia, apakah yang berada di kota/Pesisir atau yang bertempat di pedalaman/badui. Hal-hal demikian itu adalah kondisi lahan, tanaman (flora) dan binatang (Fauna). Udara yang kering dan bergaram mengurangi kemungkinan tumbuhnya tanaman-tanaman hijau. Hijaz ditumbuhi banyak pohon Kurma. Gandum tumbuh di Yaman dan oasis-oasis tertentu. Barley atau sejenis gandum, selain menjadi bahan membuat roti, juga ditanam untuk makanan kuda, sementara padi tumbuh di Oman dan Hasa. Gaharu, getah Arab dan kopi menjadi ciri khas dari Asir dan Yaman yang dibawa dari Abisinia. Di antara pohon-pohon di gurun pasir terdapat beberapa spesies pohon Akasia, termasuk athl dan gadha, yang menghasilkan minyak hitam unggulan. Species lainnya, talh, menghasilkan getah Arab. Gurun pasir juga menghasilkan samh, biji-bijian yang menghasilkan tepung untuk membuat bubur, serta jamur hitam kecoklatan dan al-sana, obat yang banyak dicari.

Di antara tanaman yang dibudidayakan, anggur –dibawa dari daratan Suriah- bisa dijumpai di Thaif, menghasilkan minuman beralkohol yang dikenal dengan nabidh al-zabib. Meski demikian, arak (khamr) merupakan produk impor dari Hauran dan Libanon. Pohon Zaitun yang banyak dikenal orang tidak dikenal di Hijaz. Produk-produk lainnya dari oasis-oasis Arab adalah delima, apel, apricot, kacang almond, jeruk, lemon, tebu, semangka dan pisang. Orang-orang Nabasia dan Yahudi merupakan bangsa pertama yang memperkenalkan tanaman buah-buahan itu dari utara. Ada satu jenis tumbuhan yang menjadi primadona pertanian di semenanjung Arabia, yaitu kurma. Kurma merupakan makanan utama orang-orang badui dan di samping daging unta, merupakan satu-satunya makanan padat mereka. Memiliki "dua benda hitam" (aswadain) yaitu kurma dan air, adalah impian orang badui. Para penulis Arab menyebutkan seratus jenis kurma yang terdapat di Madinah.

Dalam dunia Fauna, di Jazirah Arab dikenal namir (Phanter), fahd (macan tutul), hyena, srigala, rubah, dan kadal-kadalan (khususnya dhabb atau biawak). Singa kini sudah punah di Arab. Beberapa species monyet dapat ditemukan di Yaman. Di antara burung pemangsa. uqab (elang), hubara (Nasar) Rajawali, elang besar dan burung hantu bisa ditemukan di semenanjung. Burung gagak sangat banyak jumlahnya, tapi yang paling popular adalah Hudhud, Camar, bulbul, merpati, dan burung puyuh yang dalam bahasa Arab adalah al-qatha. Hewan yang paling banyak dipelihara adalah unta, keledai, anjing penjaga, anjing pemburu (saluqi), kucing, domba dan kambing. Menurut cerita, keledai dibawa dari Mesir setelah masa hijrah Nabi. Sedangkan di gurun pasir, banyak diketemukan ular-ular berbisa dan setiap 7 tahun sekali ada wabah belalang. 

Hewan lain yang dikenal luas adalah kuda yang termasuk hewan paling belakang diperkenalkan kepada bangsa Arab kuno. Kuda secara besar-besaran sekitar 2 abad SM – dibawa ke Arab dari Suriah. Sebelumnya dikenal bahwa orang Arab dikenal sebagai penunggang unta, bukan kuda. Karena ketenarannya dalam bentuk fisik, daya tahan, kecerdasan dan ketaatan kepada pemiliknya, kuda keturunan Arab dikenal oleh orang-orang Barat sebagai kuda unggulan. Pada abad ke 8, orang-orang Arab membawa jenis kuda ini ke Eropa melalui Spanyol, dan pada periode perang salib, kuda dari Inggris dikawinkan silang denga kuda-kuda Arab. Bagi orang Arab, memiliki kuda merupakan simbol kemewahan, dalam serangan perang dan dalam lomba, karena kuda memiliki kecepatan lebih dari unta dan sejenisnya. 

Namun bagi orang Nomad, unta merupakan hewan yang paling berguna. Tanpa unta, gurun pasir tampaknya mustahil menjadi hunian manusia. Bagi orang nomad, unta merupakan sumber kehidupan, kendaraan dan alat tukar mereka. Mahar, barang tebusan (diyat), benda taruhan (maysir), symbol kekayaan para pemimpin, semuanya dihitung dengan bilangan unta. Orang badui meminum air susu unta, memakan dagingnya, menutupi tubuh dengan kulitnya, membuat tenda dari bulunya, kotorannya dijadikan bahan bakar, air seninya dijadikan tonik rambut dan obat. Untuk menyebut "Unta" orang Arab sampai memiliki sekitar 1000 sebutan, jumlah sebanyak itu hanya bisa ditandingi oleh kata Sinonim untuk pedang. Tanpa diberi minum, unta padang pasir mampu untuk tidak minum 25 hari di musim dingin dan 5 hari di musim panas. Umar bin Khattab menyatakan bahwa "kemakmuran bangsa Arab terletak pada kesehatan unta-untanya"

*dosen Institut Agama Islam Cipasung


Previous
Next Post »